Friday, February 24, 2006

Akhwat Sejati

Seorang gadis kecil bertanya pada ayahnya, "Abi ceritakan padaku tentang akhwat sejati?"
Sang ayah pun menoleh sambil tersenyum.

"Anakku... Seorang akhwat sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya, tetapi dilihat dari kecantikan hati yang ada di baliknya. Akhwat sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya. Akhwat sejati bukan dilihat dari begitu banyak kebaikan yang ia berikan tapi dari keikhlasan ia memberikan kebaikan itu. Akhwat sejati bukan dilihat seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan. Akhwat sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara."
Sang ayah diam sejenak sembari melihat ke arah putrinya. "Lantas apa lagi Abi?" Sahut putrinya

"Ketahuilah putriku...
Akhwat sejati bukan dilihat dari keberaniaanya dalam berpakaian tetapi dilihat sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya. Akhwat sejati bukan dari kekhawatirannya digoda orang dipinggir jalan, tetapi dilihat dari kekhawatiran dirinya yang mengundang orang jadi tergoda. Akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa syukur.

Dan ingatlah... Akhwat sejati bukan dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat sejauh mana ia bisa menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul."

Sang anak kembali bertanya, "Siapakah yang dapat menjadi kriteria seperti itu, Abi?"
Sang ayah memberikannya sebuah buku dan berkata, "Pelajarilah mereka!" Sang anak pun mengambil buku itu dan terlihat tulisan Istri Rasulullah

Cinta...

Cinta...
Pada siapa ia harus dilekatkan
Seseorang memberikannya pada sesuatu yang nisbi
Maka ia kecewa, saat cinta itu tak berbalas
Seseorang memberikannya pada sesuatu yang lemah
Maka ia kecewa, saat kemudian ia menjadi hina tak berdaya
Seseorang memberikannya pada sesuatu yang miskin
Maka ia akan mendapati dirinya kehilangan semua yang pernah diraihnya

Maka tetaplah lurus menatap segala masalah di dunia fana ini
Termasuk saat bercinta...
Bahwa pada saat kita memberikan cinta kepada yang Haq
Maka Dia tidak akan pernah menyiakan cinta itu
Saat kita memberikannya pada Yang Maha Kuat
Maka kita akan kokoh berdiri dihadapan semua tantangan
Dan saat kita memberikannya pada Yang Maha Kaya
Maka kita akan dapati bahwa setiap masalah mudah dilalui

Cinta adalah bunga...bunga yang tumbuh di taman hati kita. Taman itu adalah kebenaran.
Apa-apa yang mengembangkannya adalah air dan matahari.
Air memberinya kesejukan dan ketenangan, tapi matahari memberinya gelora kehidupan.
Dengan demikian, cinta adalah dinamika yang bergulir di atas wadah perasaan kita.
(M Anis Matta)

Thursday, February 09, 2006

Muhammad Qudwatuna

Rasulullah SAW adalah Qudwah bagi kita.
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung (QS. Al Qalam : 4)

Abdullah bin Hisyam menceritakan, suatu hari ia dan sejumlah sahabat melihat nabi Muhammad SAW sedang menjabat tangan Umar bin Khatab r.a. Umar berkata "demi Allah wahai Rasulullah, engkau lebih aku cintai daripada segalanya kecuali diriku sendiri." Mendengar perkataan Umar, Nabi berujar "tidak beriman salah seorang diantara kamu sampai aku lebih dicintai daripada dirinya sendiri." Kemudian Umar berkata "Wahai Rasulullah, aku mencintaimu melebihi diriku sendiri." Mendengar jawaban sahabatnya, Rasulullah menegaskan "sekarang ini imanmu telah sempurna, wahai Umar"

Mencintai Rasulullah merupakan tanda kecintaan pada Allah. Sebab, beliau penyampai risalah yang membimbing manusia ke jalan kebenaran dan jalan lurus. So ..wajar aja klo kita sebagai umat islam marah dan tersinggung, bila nabi Muhammad SAW dihina dalam bentuk kartun disebuah harian di Denmark, dengan dalih kebebasan pers.

Tuesday, February 07, 2006

Welcome

Assalamu'alaikum
Ahlan wa sahlan ...
syukron atas kunjungannya